Pentingnya Pembelajaran Tatap Muka
Rismawati, S.Pd.
Kuningan, 7 April 2021
ABSTRAK
Pandemi covid-19 telah berlangsung lebih dari satu tahun di Indonesia dan telah mengakibatkan masalah-masalah baru di berbagai sektor kehidupan. Salah satu sektor yang terkena dampaknya adalah pendidikan yang dimulai dengan diberlakukannya PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pada pertengahan Maret 2020 lalu. Hal tersebut merupakan implementasi dari kebijakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Indonesia dengan social distancing atau menjaga jarak satu sama lain. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang telah berlangsung lebih dari satu tahun memiliki beberapa dampak negatif bagi peserta didik. Bank Dunia dan berbagai intitusi research menunjukan betapa menyeramkannya learning loss yang bisa terjadi di luar kondisi psikologis yang terjadi pada peserta didik apabila pembelajaran tatap muka tidak segera dilakukan.
Kata kunci : pemebelajaran tatap muka, sekolah, pandemi
PENDAHULUAN
Kurang efektifnya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi salahsatu alasan untuk segera dilakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Beberapa kendala PJJ seperti menurunnya motivasi belajar anak, kekhawatiran adanya penyalahgunaan handphone oleh peserta didik, rentannya terkontaminasi oleh berita-berita hoax yang disebarkan melalui media social, menurunnya kompetensi capaian peserta didik, dan meningkatnya kasus putus sekolah tidak boleh dibiarkan terus berlanjut.
Beberapa permasalahan tersebut mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana untuk segera membuka kembali pembelajaran tatap muka. Mendikbud Nadiem Makarim berencana memulai pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru, tepatnya di bulan Juli 2021 nanti.
Dikutip dari Liputan6 Nadiem menegaskan dalam konferensi pers secara daring, (30/3/2021) “Dan berbagai macam pihak, pakar-pakar dunia, seperti Bank Dunia, WHO dan UNICEF semuanya sepakat bahwa penutupan sekolah ini bisa menghilangkan pendapatan hidup di satu generasi, loss of learning ini real dan memang risiko yang dampaknya permanen,”.
PEMBAHASAN
Dalam Konferensi pers yang dilakukan secara daring tersebut, Nadiem menjelaskan bahwa sekolah yang kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikannya sudah divaksin waji melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka, akan tetapi keputusan boleh tidaknya anak melakukakn PTM dikembalikan kepada orang tua.
Sejumlah organisasi guru menyatakan dukungannya terhadap vaksinasi Covid-19 bagi guru dan tenaga kependidikan sebagai syarat pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Berdasarkan hasil survei Kemendikbud pada 8-15 Agustus 2020, 91,4% guru secara nasional telah siap kembali mengajar secara tatap muka di sekolah. Hasil survei Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) pada 24-27 November 2020 juga menunjukkan mayoritas (61%) guru setuju pembukaan sekolah secara bertahap mulai Januari 2021. Sementara, 27% guru setuju pembukaan sekolah setelah pemerintah menyediakan vaksin corona. Sedangkan, 12% guru setuju pembukaan sekolah setelah tahun ajaran baru pada Juli 2021.
Berikut akan dijelaskan tentang pentingnya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk segera dilaksanakan mengingat sudah satu tahun peseta didik melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dinilai kurang efektif.
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dinilai lebih efektif karena terjadi interaksi secara langsung antara guru dan peserta didik untuk membimbing dan mengeksplore kemampuan siswa. Dengan langsung melihat kondisi peserta didik, guru dapat segera melakukan tindakan yang sesuai dengan kebutuhna peserta didik.
Fokus belajar siswa menjadi terarah dan tidak mudah terdistraksi oleh hal-hal lain karena dikontrol langsung oleh guru. Dengan fokus yang terarah, pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) diharapkan mampu mengejar ketertinggalan peserta didik dalam mendapatkan ilmu pengetahuan saat PJJ. PTM yang merupakan kegiatan normal yang telah berlangsung puluhan tahun dapat menjadi solusi atas ketertinggalan peserta didik, dengan PTM guru dapat mengajak peserta didik untuk marathon mengejar ketertinggalannya.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat siswa kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan teman dan gurunya. Keadaan tersebut memaksa siswa harus terus berada di rumah sehingga anak menjadi stres. Dengan kembali melakukan Pembelajaran Tatap Muka, anak menjadi lebih bersemangat karena bertemu dengan temman dan gurunya.
Selain masalah yang muncul dari peserta didik, maslah lainpun muncul dari orang tua yaitu persepsi orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar juga menjadi penyebab banyak orang tua memutuskan untuk menghentikan anak sekolah. Dengan kembali masuk sekolah, ancaman putus sekolah bisa dikurangi.
KESIMPULAN
Kembali belajar di sekolah dianggap dapat menyelesaikan masalah-masalah yang timbul karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pembelajaran Tatap Muka akan sukses dengan kerjasama antara pemerintah, guru, orang tua dan peserta didik itu sendiri. Diharapkan dengan dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) generasi muda Indonesia tidak mengalami learning loss yang akan berakibat buruk dan permanen bagi masa depan anak.
PUSTAKA RUJUKAN
Kejarcita. 2021. Ini 10 Alasan Pentingnya Sekolah Tatap Muka Menurut Guru. [online]. Tersedia: https://blog.kejarcita.id/ini-10-alasan-pentingnya-sekolah-tatap-muka-menurut-guru/. (5 April 2021)
Kemendikbud RI. 2021, 30 Maret. Semua Sekolah Wajib Suda Belajar Tatap Muka Juli 2021. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=a3cE89oazHo
Kompasiana. 2021. Pentingnya Pembelajaran Tatap Muka. [online]. Tersedia: https://www.kompasiana.com/allisapujiyanti3799/5fe95d428ede48173208f082/pentingnya-pembelajaran-tatap-muka (28 Desember 2020)
Liputan6. 2021. Nadiem Makarim: Ingatkan Banyaknya Dampak Negatif Pembelajaran Jarak Jauh. [online]. Tersedia: https://www.liputan6.com/news/read/4519491/nadiem-makarim-ingatkan-banyaknya-dampak-negatif-pembelajaran-jarak-jauh . (30 Maret 2021)